Rabu, 2 September 2009, kubaca sebuah judul di sebuah harian lokal Timika; Radar Timika berbunyi “ Kelaparan Melanda Yahukimo, 92 Orang Meninggal Dunia.” Aku merenung sebentar dan membayangkan daerah Yahukimo yang dingin di puncak gunung Jayawijaya di sekitar 4000 meter di atas ketinggian laut. Sungguh udaranya dapat menggigilkan tubuh ini…….. Disana pula terdapat salju abadi….ditengah khatulistiwa. Di lereng-lereng puncak itulah beberapa kampung berada. Lereng yang curam dan semakin ke bawah tetap dihiasi dengan lembah-lembah dan jurang, kadang menghijau kadang penuh bebatuan.
Didalam puncak itulah terpendam kekayaan negeri ini yang begitu berharga batuan tembaga dan emas; yang saat ini telah ditambang oleh perusahaan multinasional PT Freeport Indonesia. Dan di lembah yang menggigilkan itulah kini berduka. Puluhan jiwa meninggal dalam keadaan kelaparan, dan berbagai penyakit mematikan lainnya; Muntaber dan malaria.
Oh Negeriku……..kini kembali berduka. Semoga kita yang masih hidup diberi kekuatan oleh Yang Maha Kuasa untuk meniti kehidupan dan mengulurkan tangan bagi sesama.
Bencana kelaparan yang pernah terjadi di Kabupaten Yakohimo tahun 2005 terulang kembali. Saat ini dikabarkan melanda 4 distrik disana : Distrik Suntamon, Langda, Bomela, dan Seradala. Rupanya curah hujan yang tinggi disertai kabut pada bulan Mei- Agustus 2009 telah menyebabkan krisis bahan makanan; baik umbi mauoun makanan lainnya. Data korban meninggal itu dihimpun dari Januari sampai Agustus 2009 Oleh Yayasan Kristen Pelayanan Sosial Masyarakat (Yakpesmi), seperti dituturkan koordinator yayasan tersebut Isak Kipka.
Kondisi cuaca yang kurang bersahabat seperti curah hujan tinggi dan berkabut menyebabkan tanaman umbi tidak ada hasilnya, tinggal akarnya…..Hal ini diperparah dengan semakin jarangnya frekuensi penerbangan yang datang sehingga benar-benar bantuan maupun kiriman bahan makanan tidak ada. Hal inilah penyebab bencana kelaparan yang berdampak pada munculnya berbagai penyakit mematikan seperti malaria , sesak napas, paru-paru basah dan muntaber.
Keadaan seperti ini benar-benar membuat terenyuh; dan hal yang paling dibutuhkan saat ini selain bahan makan adalah para tenaga medis dan obat-obatan.
Medan yang berat di Papua seperti dipegunungan menyebabkan daerah terisolasi. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan maupun barang lainnya menjadi mahal. Pembaca juga tidak perlu heran jika mendapati harga sekarung beras dan sekarung semen mencapai ratusan ribu rupiah disana. Jangankan membeli beras……ubi makanan pokokpun tidak didapatkan ditengah cuaca yang sangat dingin. Oh betapa malang saudaraku di Papua. Rupanya Papua kembali berduka. Jangan sampai orang bilang warga sendiri meninggal ditengah negeri kaya raya. Ayam mati dilumbung padi.
Dihari yang sama; ya pada hari itu juga…….. di Jawa Barat terjadi gempa bumi dengan skala 7,3 SR dengan pusat gempa berada di barat daya Tasikmalaya ………. menelan korban jiwa lagi; baik yang tertimpa bangunan roboh maupun tertimbun longsor akibat gempa tersebut. Kembali negeriku menangis. Bencana alam di satu sudut negeriku belum selesai muncul lagi di sudut lainnya. Sampai detik tulisan ini dibuat ( Minggu, 6 September 2009) tercatat jatuh korban meninggal dunia sebanyak 73 orang, beberapa puluh jiwa hilang belum ditemukan dan puluhan ribu rumah rusak berat.
Ya Allah ya Tuhan Kami berikanlah ketabahan hati pada kami bangsa ini untuk menghadapi peristiwa ini. Jadikan semua ini sebagai pembelajaran kami untuk lebih dewasa menghadapi kehidupan ini. Dan sesungguhnya Engkaulah Maha Pencipta, yang membuat kami semua ada; dan sesungguhnya kepadaMulah kami akan kembali . Terimalah jiwa-jiwa saudara kami yang menjadi korban bencana dinegeri ini, Berikanlah kekuatan kepada kami yang masih berjaga ini. Amin. Amin Ya Rabbal Alamin.
Salam untuk saudaraku semua di Papua, dan di Jawa. Di Yahukimo, Cianjur, Ciamis, Sukabumi, Bandung, Bogor, Jakarta , Pandeglang dan semua kota-kota yang bergetar ……Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan lahir batin ditengah bulan suci Ramadhan ini. Amin
Negeriku tercinta sedang didera bencana. Tidak dilautan, dibumi dan diudarapun terjadi. Ada apa gerangan ?? Apakah bumi sudah benar-benar renta dan menggeliat untuk sadarkan kita ?? Ya mungkin saatnya kita menilai diri dan hanya rumput bergoyanglah mampu menjawabnya………
Minggu, 06 September 2009
Bencana Alam Di Negeri ku ; dari Papua sampai Jawa
Label:
Bencana,
Di negeriku,
Jawa,
Papua
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ketika negeri ini selalu di dera bencana, hal yg selalu sy ingat adlh lirik lagunya dari Ebiet G ade ...mas, "alam sudah bosan bersahabat dengan kita" tp saat ini sy sedang berusaha memperbaiki fondasi iman supaya sy siap meninggal kpn saja karena bencana,musibah dtg secara tiba2 & tdk tahu wktnya, lebih dari itu hidup mati seseorang hanya Allah yg berkuasa.
BalasHapusbegitu pula dengan kejadian gempa pd waktu kemarin, sy sampai panik,shock, begitu keras dan lama goncangannya, sekitar 5 mntan, sy pikir itulah hari kiamat, sampai2 langit2 tmpt sy bekerja roboh. sy jd teringat mas hary sm sodara2 kita di aceh & jogja yg merasakan gempa& tsunami lebih dahsyat dibandingkan di jabar, bagaimana mereka lebih menderita dibandingkan pengalaman sy...loh kok jadi curhat sih :D, maaf ya mas kepanjangan ksh komennya
salam sukses semoga sllu sehat
hill
Terimakasih Mas Hill atas kunjungannya. Saya juga ikut berduka atas musibah gempa di Jawa Barat termasuk kota Bandung. Semoga tabah selalu dalam menjalani hidup selanjutnya. Amin. Salam dari timika Papua.
BalasHapusMenurut saya sih ini adalah teguran dari yang Maha Kuasa bagi bangsa kita, spertinya bencana sedang terjadi dimana-mana dan yang paling mersakan dampaknya adalah masyarakat biasa, mudah2an para pemimpin kita baik didaerah maupun pusat bisa mengambil hikmah dan sedikit peduli dengan apa yang sedang terjadi, salut buat mas Hariyanto yang mengkritisi pemasalahan di neggeri Indonesia tercinta, salam kenal n sukses untuk anda
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya Mas Alie....Salam kenal juga dan sukses selalu.
BalasHapusYg sbr
BalasHapus