Dalam sepekan pasca gempa bumi di Sumatera Barat dan sekitarnya; bermunculan sms yang mengkaitkan peristiwa gempa tersebut dengan ayat-ayat Al Quran. Dan ini menimbulkan perdebatan prokontra cukup serius. Seperti biasa ada kelompok setuju dan kelompok yang benar-benar tidak setuju.
Ayat tersebut antara lain dihubungan dengan jam kejadian saat gempa pertama 17;16 dikaitkan dengan surat 17 ayat 16 (AL-ISRA'(17): AYAT 16 )
" Dan jika Kami Hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami Perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami Binasakan sama sekali (negeri itu)."
Berikutnya gempa susulan 17:58 (AL-ISRA' (17) : AYAT 58 )
" Dan tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami Membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami Siksa (penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfuzh)."
Terakhir persitiwa gempa di jambi 8:52 (AL-ANFAL (8) : AYAT 52 )
" (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah Menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sungguh, Allah Maha Kuat lagi sangat keras siksa-Nya."
Tiga peristiwa itulah yang menyebar lewat sms dan menjadi perbincangan hangat.
Bagi kelompok pendukung mereka berpendapat;
• Musibah bencana alam tersebut merupakan isyarat secara umum umat manusia dimuka bumi ini ; dan dipilihnya tempat kejadian saat ini di Sumatera tentu antara lain warganya mampu menerimanya dengan jiwa yang lapang dan sabar. Bukankah Allah menguji manusia sesuai kadar kemampuannya?
• Gempa merupakan peristiwa alam yang mengandung isyarat untuk dipelajari dan diambil hikmahnya.
• Manusia sebaiknya pandai-pandai mengambil hikmah setiap kejadian di muka bumi ini termasuk adanya bencana alam.
• Allah menurunkan bencana pasti dengan maksud tertentu dan pastinya banyak hikmah dibalik peristiwa bencana.
Diantara beberapa hikmah yang bisa kita renungkan dari musibah yang terjadi dari dulu sampai hari kiamat adalah:
1. Sabar dalam musibah akan mendapatkan Allah. Allah berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun (Sesungguhnya semua berasal dr Allah dan akan kembali kpd_NYa). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.Al-Baqarah:155-157)
2. Musibah hapuskan dosa dan kesalahan. Allah berfirman:
“Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.Asy-Syura:30)
Dari Sahabat Abu Hurairah dan Abu Sa’id radiallahuanhu : Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya. (HR. Bukhari)
3. Dalam Musibah, dicatat sebagai kebaikan dan derajat ditinggikan.
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu,melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya” (HR.Muslim)
4. Musibah adalah jalan menuju syurga. Dari Abu Hurairah,Rasulullah SAW bersabda:
“Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan Neraka itu dikelilingi dengan berbagai macam syahwat.” (HR. Bukhari – Muslim)
Allah berfirman dalam sebuah hadist qudsi:
“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas di sisiKu bagi hambaKu yang beriman, jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian dia bersabar atas kehilangan orang kesayangannya itu, melainkan Surga.” (HR. Bukhari)
5. Musibah membawa keselamatan dari api neraka
“Janganlah kamu mencacimaki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi” (HR. Muslim)
6. Musibah mengembalikan hamba kepada Rabb-nya dan mengingat kelalaiannya. Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya KAmi telah mengutus Rasul-Rasul kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami timpa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk dan merendahkan diri.” (QS.Al-An’am : 42)
7. Musibah mengingatkan nikmat Allah yang lalu dan yang ada. Seorang penyair berkata: Seseorang tidak mengenali tanda-tanda sehat selagi dia belum tertimpa sakit.
8. Sarana kita mengingat keadaan saudara-saudaramu yang ditimpa musibah. Maka diantara hikmah Allah, Dia menimpakan cobaan berupa penyakit dan penderitaan kepada orang mukmin pada waktu-waktu tertentu, agar dia mengingat saudara-saudaranya yang ditimpa kesulitan, sehingga tergugah untuk membantunya.
9. Musibah sarana mensucikan hati. Ibnu Qayyim radiallahuanhu berkata:
“Hati dan ruh bisa mengambil manfaat dari penderitaan dan penyakit yang merupakan urusan yang tidak bisa dirasakan kecuali jika di dalamnya ada kehidupan. Kebersihan hati dan ruh tergantung kepada penderitaan badan dan kesulitannya.” (Tuhfatul Mariidh hal 25)
10. Musibah merupakan nikmat. Karena hikmah dari berbagai cobaan,orang – orang shalih justru gembira sekiranya mendapat cobaan spt telah mendapat kesenangan. RAsullullah SAW menyebutkan bahwa para Nabi telah ditimpa cobaan berupa penyakit, kemiskinan dan yang lainnya kemudian beliau bersabda:
“…Dan sesungguhnya salah seorang diantara mereka benar-benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang merasa gembira karena telah mendapatkan kelapangan.” (HR. Ibnu Majah)
• Dikutip dari : Do’a & Hiburan (Bagi orang sakit dan terkena musibah) Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas.
• Dst..............
Bagi Kelompok Kontra atau penentangnya dengan alasan antara lain ;
• Perbuatan bidah. Tidak ada tuntunan dari nabi Muhammad saw.
• Nomer dan angka ayat-ayat Al Quran adalah ditentukan (dikodifikasi) oleh manusia dan bukan wahyu Allah.
• Perbuatan orang (maaf) bodo, kurang kerjaan, uthak-athik angka, tukang ramal dan sebutan nista lainnya
• Perbuatan yang dapat menjurus pada “merendahkan “ kesucian Al Quran menjadi sederajat dengan kitab ramalan sebangsa mujarobat ,primbon dsb.
• Pedristiwa dan jam adalah ketentuan baru yang ditemukan manusia yang saat nabi Muhammad dahulu belum pernah ada.
• Nabi Muhammad saw tidak pernah menjelaskan peristiwa-peristiwa gempa danhubungannya dengan ayat-ayat.
• Kitab Suci Al Quran adalah non ilmiah
• Perbuatan mengkaitkan ayat-ayat Allah dengan peristiwa gempa dapat “menyakiti” perasaan orang yang terkena musibah
• Persoalan gempa adalah persoalan tehnologi tidak dapat didekati dan dipecahkan dengan agama. Karena tidak ada keterkaitan agama dengan kemajuan teknologi. Jadi komentarnya bisa berbunyi seperti lebih baik memikirkan membuat bangunan kokoh dan tahan gempa daripada utak atik ayat-ayat.
• Tidak ada bukti hubungan antara orang banyak maksiat dengan adanya bencana alam.
• Dst…….
Demikianlah sedikit gambaran pro kontra dalam sepekan ini tentang beredarnya sms ayat-ayat Allah hubungannya dengan gempa Sumatera. Sebelum mengakhiri tulisan ini ada baiknya kita lihat penggalan syair lagu Ebiet G. Ade “ Untuk Kita Renungkan”
Anugerah dan Bencana Adalah Kehendak-Nya
Kita Mesti Tabah Menjalani
Hanya Cambuk Kecil Agar Kita Sadar
Adalah ‘DIA’ Di Atas Segalanya (2x)
Anak Menjerit-jerit
Asap Panas Membakar
Lahar dan Badai Menyapu Bersih
ini Bukan Hukuman
Hanya Satu Isyarat
Bahwa Kita Mesti Banyak Berbenah
Catatan : Tulisan ini tidak bermaksud menghakimi saudara-saudara kami di Sumatera yang terkena bencana saat ini. Kami juga ikut bersedih dan berduka atas kepedihan dan kesedihan masyarakat Sumbar dan sekitarnya. Semoga senantiasa Allah senantiasa memberikan kekuatan lahir batin dan iman saudara-saudara kami disana dan kita semua Amin.
Mari kita belajar membaca “isyarat” alam dan menyadari betapa dekatnya Allah disisi kita. Mari kita senantiasa bersyukur atas nikmatNya dan Tafakur atas adanya “Isyarat” Nya. Mari kita hentikan perdebatan masalah ini karena jikalau bencana ternyata membuat kita lebih dekat dengan Allah kenapa mesti kita jauhkan lagi dengan perdebatan yang tiada berujung menang kalahnya……..
Sabtu, 10 Oktober 2009
Serpihan Gempa Sumatera : Terkait Ayat-Ayat Allah ?
Label:
Ayat-Ayat Allah,
Belajar,
Gempa Sumatera
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
maaf mas hari br bisa brkunjung, kena flu berat.
BalasHapuswaduhhh sy baru tau klo ada sms beredar begitu marak ya. ulasan yg bagus mas, mudh2n banyak org yg baca artikel ini.
Pertama saya ikut berbela sungkawa terhadap saudara2 yg terkena musibah di sumbar dan jambi
kedua,sy melihat ini sebuah bentuk cobaan atau lebih tepatnya sebuah "sentilan" dari Tuhan supaya kita tetap mengingat nama NYA.
ketiga, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan titik pertemuan 4 lempeng dunia, seperti di jepang, jadi bagaimana skrg semua masyarakat bisa bersahabat dgn bencana alam terutama gempa seperti halnya di jepang.
Ya Mas Hill setuju...
BalasHapus